Komite IV DPD RI Rapat Kerja Dengan Gubernur Bank Indonesia, Dr Elviana Soroti Sosialisasi Qris Sebagai Transaksi Non Tunai


Anggota Komite IV DPD RI Dr Hj Elviana MSi (kanan).

Jakarta-Anggota Komite IV DPD RI Dr Hj Elviana MSi mengapresiasi Bank Indonesia (BI) terhadap gebrakan mensosialisasikan Qris sebagai alat traksasi keuangan non tunai. Namun demikian masih ada anggapan sebagaian nasabah bank bahwa pemakaian Qris menggunakan biaya.

Hal itu diungkapkan Dr Hj Elviana MSi  saat Komite IV DPD RI melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) beserta jajaran membahas Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal di Ruang Sriwijaya, Gedung DPD RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

"Disampaiakan pimpinan bank di daerah, ada sebagian kabupaten di Provinsi Jambi, seperti di Bungo, laporan dari mereka, tingkat penarikan uang dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masih sangat tinggi. Itu menandakan bahwa masyarakat masih belanja bayar uang tunai,"kata Elviana.

"Permintaan saya kepada kepala-kepala bank di daerah agar ditingkatkan lagi edukasi tentang Qris ini. Sehingga masyarakat mulai meninggalkan transaki dengan tunai,"ujar Elviana.

Kata Elviana, pertemuan dengan Gubernur Bank Indonesia dan jajaran tidak terlepas dari DPD, Komite IV setelah ini, kami akan memberikan pandangan terhadap KEM PPKM Tahun 2026. Jadi pandangan DPD terhadap stabilitas ekonomi,"kata Elviana.

Sementara itu, Ketua Komite IV DPD RI Ahmad Nawardi kepada para wartawan usai Raker dengan Gubernur BI beserta jajaran di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025) mengatakan, Komite IV DPD melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) membahas pendapat DPD terhadap Kem PPKM. Hari ini Komite IV DPD Mengundang Gubernur BI, lusa nanti kami mengundang Menteri Keuangan (Menkeu).

Nawardi mengatakan, banyak hal yang dibahas pada Raker dengan Gubernur BI hari ini mulai dari kebijakan moneter BI, termasuk persoalan suku bunga BI (BI Rate).

“Kami berharap stabilitas ekonomi yang saat ini sedang stabil, pertumbuhan ekonomi stabil, dan suku bunga stabil, dan rupiah juga stabil,” ujar Nawardi.

Menurutnya, sesuai apa kata Gubernur BI, da ruang untuk menurunkan suku bunga BI (BI Rate) kembali.


“Bulan Mei 2025 lalu, suku bunga turun 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Ini ketika stabilitas ekonomi stabil seperti saat ini, ada ruang untuk bisa turun kembali BI Rate ini,” katanya.

Jika suku bunga BI turun, otomatis akan berdampak pada daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi seperti target pemerintah pada 2025 ini sampai 5 persen. “Hal itu tentu sesuai juga dengan harapan masyarakat,” ujar Nawardi.

Apa yang disampaikan Gubernur BI dalam Raker tadi, membuat pihaknya optimistis Indonesia akan melangkah pasti karena pertumbuhan ekonomi akan lebih pesat.

“Hal ini karena ada kolaborasi dan sinergi antara BI dengan pemerintah. BI akan menjaga kebijakan moneter dan pemerintah akan menjaga kebijakan fiskal,” kata Nawardi.

“Ketika 2 kebijakan ini berkolaborasi dan bersinergi kami yakin di tengah tekanan geo politik dan ketidakpastian ekonomi global ini, Indonesia bisa survive dengan ekonominya yang bertumbuh,” pungkasnya. (JPO-Red)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar